Random Post

Blog Stats

Powered by Blogger.

Translate

Join Us Here

Test Footer

Friday, 4 December 2015

PENDAHULUAN, Seperti kita ketahui, proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan kemampuan atau perilaku yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan kegiatan belajar. Untuk dapat mengetahui kualitas proses belajar mengajar perlu dilakukan usaha penilaian atau evaluasi terhadap hasil belajar siswa.

Pengajaran yang efektif menghendaki dipergunakannya alat-alat bantu untuk menentukan apakah suatu hasil belajar yang diinginkan telah benar-benar tercapai, atau sampai dimanakah hasil  belajar yang diinginkan tadi telah tercapai. Kita tidak akan dapat memberikan bimbingan dengan baik dalam usaha belajar yang dilakukan oleh murid-murid kalau tidak memiliki alat untuk mengetahui kemajuan murid-murid dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditentukan.

Secara garis besar, maka alat evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu: tes dan bukan tes (non tes). Selanjutnya tes dan non tes ini juga disebut sebagai teknik evaluasi. Dalam makalah ini akan diuraikan jenis dan bentuk alat evaluasi tersebut.

PEMBAHASAN,
A. Tes
1) Pengertian
Istilah tes diambil dari kata “testum” suatu pengertian dalam bahasa kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Ada pula yang mengartikan sebagai sebuah piring yang dibuat di tanah. Di dalam bukunya yang berjudul Evaluasi Pendidikan, Drs. Amir Dalen Indrakusuma mengatakan:
“Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat” Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes ini bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan.

2) Jenis-jenis tes, Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka tes dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
  • Tes diagnostik Adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.
  • Tes formatif, Dari kata “form” yang merupakan dasar dari istilah “formatif” maka evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Dalam kedudukannya seperti ini tes formatif dapat juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran. Tes formatif diberikan pada akhir setiap program.
  • Tes Sumatif, Tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Di sekolah, tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian, sedangkan tes sumatif ini dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada akhir catur wulan atau akhir semester.
Ketiga jenis tes di atas memiliki perbedaan yang dapat ditinjau dari 9 aspek, yaitu fungsi, waktu titik berat atau tekanannya, alat evaluasi, cara memilih tujuan yang dievaluasi, tingkat kesulitan soal-soal tes, cara menyekor tingkat pencapaian dan metode menuliskan hasil tes.

Berdasarkan atas jumlah peserta atau pengikut tes
  • Tes individual, yaitu tes di mana pada saat tes itu diberikan kita hanya menghadapi satu orang anak.
  • Tes kelompok, yaitu di mana pada saat tes itu diberikan kita menghadapi sekelompok anak.
Ditinjau dari segi penggunaannya:
  • Tes buatan guru, yaitu tes yang disusun sendiri oleh guru yang akan mempergunakan tes tersebut.
  • Tes buatan orang lain yang tidak distandarisasikan. Seorang guru dapat mempergunakan tes-tes yang dibuat oleh orang lain yang dianggap cukup baik.
  • Tes standard atau tes yang telah distandarisasikan, yaitu tes-tes yang telah cukup valid, dan reliable berdasarkan atas percobaan-percobaan terhadap sample yang cukup luas dan representatif.
Ditinjau dari segi bentuk jawaban atau respon
  • Tes tindakan, yaitu apabila jawaban atau respon yang diberikan oleh anak itu terbentuk tingkah laku.
  • Tes verbal, yaitu apabila jawaban atau respon yang diberikan oleh anak berbentuk bahasa, baik bahas lisan maupun bahasa tulisan.
3) Bentuk tes
Bentuk tes yang sering dipakai dalam proses belajar mengajar pada hakekatnya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu: 1) tes lisan, 2) tes tertulis, dan 3) tes perbuatan/tindakan.
Bentuk tes tertulis secara umum dapat dibagi lagi  menjadi dua kelompok yaitu:
Tes Obyektif
  • True False, Yaitu suatu bentuk tes yang item-itemnya berupa statement benar dan statement salah. Murid-murid supaya memilih mana statement yang benar dan mana statement yang salah.
  • Multiple Choice,Suatu item yang terdiri dari suatu statement yang belum lengkap. Untuk melengkapi statement tersebut disediakan beberapa statement sambungan. Murid disuruh memilih manakah sambungan yang benar untuk statement yang belum lengkap itu.
  • Matching, Yaitu suatu bentuk tes yang terdiri dari 2 kolom parallel yang berisi statement. Murid disuruh menjodohkan keterangan dalam kolom kiri dengan keterangan dalam kolom kanan.
  • Completion, Item completion terdiri dari suatu statement atau kalimat yang belum sempurna. Murid-murid disuruh melengkapi statement tersebut dengan satu atau beberapa perkataan pada titik-titik yang disediakan.
Kebaikan tes obyektif
  • Dapat dijawab dengan cepat
  • Reliabilitas skor yang diberikan terhadap pekerjaan anak-anak dapat dijamin sepenuhnya.
  • Jawaban-jawaban tes obyektif dapat dikoreksi dengan mudah.
Kelemahan tes obyektif
  • Karena disediakan alternatif jawaban, ada kemungkinan murid-murid yang tidak mengetahui pilihan yang tepat mengadakan pilihan secara mereka-reka.
  • Dibutuhkan biaya administrasi yang besar untuk mencetak tes tersebut karena terdiri dari jumlah item yang cukup banyak.
Tes Essay adalah tes yang berbentuk tertulis yang menghendaki jawaban yang berupa uraian-uraian yang relatif panjang.

Kebaikan tes essay
  • Sangat cocok untuk mengukur/menilai hasil suatu proses belajar yang kompleks yang sukar diukur dengan tes obyektif.
  • Memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk menyusun jawaban sesuai jalan pikirannya sendiri.
  • Kelemahan tes essay
  • Pemberian skor terhadap jawaban tes essay kurang reliable
  • Tes essay menghendaki jawaban-jawaban yang relatif panjang
  • Mengoreksi tes essay memerlukan waktu yang cukup lama.

PENDAHULUAN, Seperti kita ketahui, proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan kemampuan atau perilaku yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan kegiatan belajar. Untuk dapat mengetahui kualitas proses belajar mengajar perlu dilakukan usaha penilaian atau evaluasi terhadap hasil belajar siswa.
Pengajaran yang efektif menghendaki dipergunakannya alat-alat bantu untuk menentukan apakah suatu hasil belajar yang diinginkan telah benar-benar tercapai, atau sampai dimanakah hasil  belajar yang diinginkan tadi telah tercapai. Kita tidak akan dapat memberikan bimbingan dengan baik dalam usaha belajar yang dilakukan oleh murid-murid kalau tidak memiliki alat untuk mengetahui kemajuan murid-murid dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
Secara garis besar, maka alat evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu: tes dan bukan tes (non tes). Selanjutnya tes dan non tes ini juga disebut sebagai teknik evaluasi. Dalam makalah ini akan diuraikan jenis dan bentuk alat evaluasi tersebut.

PEMBAHASAN,
A. Tes
1) Pengertian
Istilah tes diambil dari kata “testum” suatu pengertian dalam bahasa kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Ada pula yang mengartikan sebagai sebuah piring yang dibuat di tanah.  Di dalam bukunya yang berjudul Evaluasi Pendidikan, Drs. Amir Dalen Indrakusuma mengatakan:
“Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat”
Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes ini bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan.

2)Jenis-jenis tes, Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka tes dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
-Tes diagnostik Adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.
-Tes formatif, Dari kata “form” yang merupakan dasar dari istilah “formatif” maka evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Dalam kedudukannya seperti ini tes formatif dapat juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran. Tes formatif diberikan pada akhir setiap program.
-Tes Sumatif, Tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Di sekolah, tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian, sedangkan tes sumatif ini dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada akhir catur wulan atau akhir semester.
Ketiga jenis tes di atas memiliki perbedaan yang dapat ditinjau dari 9 aspek, yaitu fungsi, waktu titik berat atau tekanannya, alat evaluasi, cara memilih tujuan yang dievaluasi, tingkat kesulitan soal-soal tes, cara menyekor tingkat pencapaian dan metode menuliskan hasil tes.

Berdasarkan atas jumlah peserta atau pengikut tes
-Tes individual, yaitu tes di mana pada saat tes itu diberikan kita hanya menghadapi satu orang anak.
-Tes kelompok, yaitu di mana pada saat tes itu diberikan kita menghadapi sekelompok anak.

Ditinjau dari segi penggunaannya:
-Tes buatan guru, yaitu tes yang disusun sendiri oleh guru yang akan mempergunakan tes tersebut.
-Tes buatan orang lain yang tidak distandarisasikan. Seorang guru dapat mempergunakan tes-tes yang dibuat oleh orang lain yang dianggap cukup baik.
-Tes standard atau tes yang telah distandarisasikan, yaitu tes-tes yang telah cukup valid, dan reliable berdasarkan atas percobaan-percobaan terhadap sample yang cukup luas dan representatif.

Ditinjau dari segi bentuk jawaban atau respon
-Tes tindakan, yaitu apabila jawaban atau respon yang diberikan oleh anak itu terbentuk tingkah laku.
-Tes verbal, yaitu apabila jawaban atau respon yang diberikan oleh anak berbentuk bahasa, baik bahas lisan maupun bahasa tulisan.

3) Bentuk tes
Bentuk tes yang sering dipakai dalam proses belajar mengajar pada hakekatnya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu: 1) tes lisan, 2) tes tertulis, dan 3) tes perbuatan/tindakan.
Bentuk tes tertulis secara umum dapat dibagi lagi  menjadi dua kelompok yaitu:
Tes Obyektif
-True False, Yaitu suatu bentuk tes yang item-itemnya berupa statement benar dan statement salah. Murid-murid supaya memilih mana statement yang benar dan mana statement yang salah.
-Multiple Choice,Suatu item yang terdiri dari suatu statement yang belum lengkap. Untuk melengkapi statement tersebut disediakan beberapa statement sambungan. Murid disuruh memilih manakah sambungan yang benar untuk statement yang belum lengkap itu.
-Matching, Yaitu suatu bentuk tes yang terdiri dari 2 kolom parallel yang berisi statement. Murid disuruh menjodohkan keterangan dalam kolom kiri dengan keterangan dalam kolom kanan.
-Completion, Item completion terdiri dari suatu statement atau kalimat yang belum sempurna. Murid-murid disuruh melengkapi statement tersebut dengan satu atau beberapa perkataan pada titik-titik yang disediakan.

Kebaikan tes obyektif
-Dapat dijawab dengan cepat
-Reliabilitas skor yang diberikan terhadap pekerjaan anak-anak dapat dijamin sepenuhnya.
-Jawaban-jawaban tes obyektif dapat dikoreksi dengan mudah.

Kelemahan tes obyektif
-Karena disediakan alternatif jawaban, ada kemungkinan murid-murid yang tidak mengetahui pilihan yang tepat mengadakan pilihan secara mereka-reka.
-Dibutuhkan biaya administrasi yang besar untuk mencetak tes tersebut karena terdiri dari jumlah item yang cukup banyak.

Tes Essay adalah tes yang berbentuk tertulis yang menghendaki jawaban yang berupa uraian-uraian yang relatif panjang.
Kebaikan tes essay
  • Sangat cocok untuk mengukur/menilai hasil suatu proses belajar yang kompleks yang sukar diukur dengan tes obyektif.
  • Memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk menyusun jawaban sesuai jalan pikirannya sendiri.
  • Kelemahan tes essay
  • Pemberian skor terhadap jawaban tes essay kurang reliable
  • Tes essay menghendaki jawaban-jawaban yang relatif panjang
  • Mengoreksi tes essay memerlukan waktu yang cukup lama.
Jenis-jenis tagihan
  • Kuis. Bentuknya berupa isian singkat dan menanyakan hal-hal yang prinsip. Kuis dilakukan untuk mengetahui penguasaan pelajaran oleh siswa.
  • Pertanyaan lisan Materi yang ditanyakan berupa pemahaman terhadap konsep, prinsip, atau teorema.
  • Ulangan harian, Dilakukan secara periodik di akhir pembelajaran satu kompetensi dasar.
  • Ulangan blok, Yaitu ujian yang dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa kompetensi dasar.
  • Tugas individu, Diberikan pada waktu-waktu tertentu dalam bentuk pembuatan kliping, makalah dan sebagainya.
  • Tugas kelompok, Digunakan untuk menilai kompetensi kerja kelompok. Bentuk instrumen yang digunakan salah satunya adalah uraian bebas dengan tingkat berfikir tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi.
  • -Responsi atau ujian praktek, Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. Baik dilakukan di awal praktik atau setelah praktik.
  • -Laporan kerja praktik, Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. Peserta didik bisa diminta untuk mengambil suatu gejala dan melaporkannya.

B.Non Tes
Ada beberapa jenis non tes
1.Skala bertingkat (rating scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan. Kita dapat menilai hampir segala sesuatu dengan skala dengan maksud agar pencatatannya dapat obyektif, misalnya penilaian terhadap penampilan atau penggambaran kepribadian seseorang.
2.Kuesioner (questionnaire)
Pada dasarnya kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Kuesioner sering disebut juga dengan angket. Dengan kuesioner orang dapat diketahui tentang keadaan/data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya dan lain-lain.
Ditinjau dari siapa yang menjawab

-Kuesioner langsung tersebut dikirimkan dan diisi langsung oleh orang yang akan dimintai jawabannya.
-Kuesioner tidak langsung, Kuesioner dikirim dan diisi oleh bukan orang yang diminta ketegangannya.
Ditinjau dari segi cara menjawab
-Kuesioner tertutup, Disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
-Kuesioner terbuka, Disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya.

3.Daftar cocok (check list)
Daftar cocok adalah deretan pernyataan (biasanya singkat-singkat) di mana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (V) di tempat yang telah disediakan.
4. Wawancara (interview)
Suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.
-Interview bebas, responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya.
-Interview terpimpin, interview yang dilakukan oleh subyek evaluasi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu.
5. Riwayat hidup, Merupakan gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subyek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian kebiasaan dan sikap dari obyek yang dinilai.
6. Pengamatan, Suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.

Ada 3 macam observasi:
- Observasi partisipan, dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam pada itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati.
- Observasi sistematik, di mana faktor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya.
Secara garis besar teknik observasi dapat dibagi menjadi 2:
- Structured or controlled observation (observasi yang direncanakan terkontrol)
- Structured or informal observation (observasi informal/tidak direncanakan terlebih dahulu)

KESIMPULAN
- Untuk mengetahui kemajuan murid-murid dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditentukan, diperlukan adanya instrumen evaluasi (alat evaluasi) yang digolongkan menjadi 2 macam, yaitu: tes dan bukan tes (non tes)
- Tes merupakan suatu alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat.
- Jenis-jenis tes dapat dilihat dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, jumlah peserta, penyusunannya, dan bentuk jawaban.
- Bentuk tes secara umum dibagi 2 macam, yaitu: tes obyektif dan tes essay.
- Teknik non tes, dibagi menjadi 6 macam, yaitu: skala bertingkat (rating scale), kuesioner (questionnaire), daftar cocok (check list), wawancara (interview), pengamatan (observation), dan riwayat hidup.



DAFTAR PUSTAKA
    Arikunto, Surasimi, Dr.,  Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 1995.
    Daryanto, H. Drs., Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1997.
    Nurkancana, Wayan, Drs., Evaluasi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1986.
    Harjanto, Drs.,  Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 1997.
    Dirjen Dikdasmen, Dikmennun Depdiknas, Kurikulum 2004 SMA, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilai Mapel PAI, 2003.
    Purwanto, M. Ngalim, Drs.,  Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001.

-Kuis. Bentuknya berupa isian singkat dan menanyakan hal-hal yang prinsip. Kuis dilakukan untuk mengetahui penguasaan pelajaran oleh siswa.
-Pertanyaan lisan Materi yang ditanyakan berupa pemahaman terhadap konsep, prinsip, atau teorema.
-Ulangan harian, Dilakukan secara periodik di akhir pembelajaran satu kompetensi dasar.
-Ulangan blok, Yaitu ujian yang dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa kompetensi dasar.
-Tugas individu, Diberikan pada waktu-waktu tertentu dalam bentuk pembuatan kliping, makalah dan sebagainya.
-Tugas kelompok, Digunakan untuk menilai kompetensi kerja kelompok. Bentuk instrumen yang digunakan salah satunya adalah uraian bebas dengan tingkat berfikir tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi.
-Responsi atau ujian praktek, Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. Baik dilakukan di awal praktik atau setelah praktik.
-Laporan kerja praktik, Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. Peserta didik bisa diminta untuk mengambil suatu gejala dan melaporkannya.

B.Non Tes
Ada beberapa jenis non tes
1.Skala bertingkat (rating scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan. Kita dapat menilai hampir segala sesuatu dengan skala dengan maksud agar pencatatannya dapat obyektif, misalnya penilaian terhadap penampilan atau penggambaran kepribadian seseorang.
2.Kuesioner (questionnaire)
Pada dasarnya kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Kuesioner sering disebut juga dengan angket. Dengan kuesioner orang dapat diketahui tentang keadaan/data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya dan lain-lain.
Ditinjau dari siapa yang menjawab

-Kuesioner langsung tersebut dikirimkan dan diisi langsung oleh orang yang akan dimintai jawabannya.
-Kuesioner tidak langsung, Kuesioner dikirim dan diisi oleh bukan orang yang diminta ketegangannya.
Ditinjau dari segi cara menjawab
-Kuesioner tertutup, Disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
-Kuesioner terbuka, Disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya.

3.Daftar cocok (check list)
Daftar cocok adalah deretan pernyataan (biasanya singkat-singkat) di mana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (V) di tempat yang telah disediakan.
4. Wawancara (interview)
Suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.
-Interview bebas, responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya.
-Interview terpimpin, interview yang dilakukan oleh subyek evaluasi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu.
5. Riwayat hidup, Merupakan gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subyek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian kebiasaan dan sikap dari obyek yang dinilai.
6. Pengamatan, Suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.

Ada 3 macam observasi:
- Observasi partisipan, dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam pada itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati.
- Observasi sistematik, di mana faktor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya.
Secara garis besar teknik observasi dapat dibagi menjadi 2:
- Structured or controlled observation (observasi yang direncanakan terkontrol)
- Structured or informal observation (observasi informal/tidak direncanakan terlebih dahulu)

KESIMPULAN
- Untuk mengetahui kemajuan murid-murid dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditentukan, diperlukan adanya instrumen evaluasi (alat evaluasi) yang digolongkan menjadi 2 macam, yaitu: tes dan bukan tes (non tes)
- Tes merupakan suatu alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat.
- Jenis-jenis tes dapat dilihat dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, jumlah peserta, penyusunannya, dan bentuk jawaban.
- Bentuk tes secara umum dibagi 2 macam, yaitu: tes obyektif dan tes essay.
- Teknik non tes, dibagi menjadi 6 macam, yaitu: skala bertingkat (rating scale), kuesioner (questionnaire), daftar cocok (check list), wawancara (interview), pengamatan (observation), dan riwayat hidup.



DAFTAR PUSTAKA
    Arikunto, Surasimi, Dr.,  Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 1995.
    Daryanto, H. Drs., Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1997.
   Nurkancana, Wayan, Drs., Evaluasi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1986.
    Harjanto, Drs.,  Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 1997.
    Dirjen Dikdasmen, Dikmennun Depdiknas, Kurikulum 2004 SMA, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilai Mapel PAI, 2003.
    Purwanto, M. Ngalim, Drs.,  Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001.

0 comments:

Post a Comment